Senin, 04 Januari 2010

MASALAH KEMISKINAN
DI KOTA PALEMBANG
Tahun 2006 - 2009






NAMA : PERAWATI
KELAS : 2 DD 04
NPM : 30208952




UNIVERSITAS GUNADARMA
2009/2010


Kata Pengantar


Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulisan makalah Kemiskinan di kota Palembang dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dari dari mata kuliah Ekonomi Pembangunan, didalamnya membahas kemiskinan di kota Palembang.
Penulis sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kepada semua pihak yang berkenan dapat memberi kritik dan saran, maka akan disambut dengan baik dan dengan hati yang terbuka.
Akhir kata terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

























DAFTAR ISI


Kata Pengantar……………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………...ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang masalah……………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………2
D. Manfaat Penulisan……………………………………………..2
E. Metode Penulisan……………………………………………...2
Bab II Pembahasan
1. Letak geografis kota Palembang…………….………………...3
2. Pengertian Kemiskinan………………………………………..4
3. Faktor penyebab kemiskinan di kota Palembang …………….5
4. Data kondisi ekonomi kota Palembang……………………….5&6
5. Cara untuk menanggulangi kemiskinan di kota Palembang…. 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………9
B. Saran…………………………………………………………..9
















BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropah. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mencoba memberikan gambaran mengenai kemiskinan yang terjadi di kota Palembang agar para pembaca mengetahui masalah tentang kemiskinan, penyebab dan penanggulangannya.
B. Rumusan Masalah
Dalam tugas ini, penulis yang membahas mengenai masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
“Bagaimana Menanggulangi kemiskinan di Kota Palembang?.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui jumlah sebaran maupun karakteristik data penduduk miskin Kota
Palembang.
2. Melakukan telaah terhadap faktor yang menjadi penyebab kemiskinan.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
a. Dapat menambah wawasan bagi penulis.
b. Dapat memberikan gambaran tentang kemiskinan di kota Palembang.

E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah referensi juga diperoleh dari media situs web internet yang membahas mengenai permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia.




BAB II
Pembahasan

1. Letak geografis kota Palembang
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi, yang dilintasi Jembatan Ampera, yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah. Batas Wilayah
Sebelah Utara; dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin
Sebelah Selatan; dengan Desa Bakung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim
Sebelah Barat; dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin
Sebelah Timur; dengan Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin.
Kota Palembang dibagi ke dalam 16 kecamatan dan 107 kelurahan, kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
• Ilir Timur I
• Ilir Timur II
• Ilir Barat I
• Ilir Barat II
• Seberang Ulu I
• Seberang Ulu II
• Sukarame
• Sako
• Bukit Kecil
• Kemuning
• Kertapati
• Plaju
• Gandus
• Kalidoni
• Alang-alang lebar
• Sematang Borang
2. Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.

3. Faktor Penyebab Kemiskinan di kota Palembang
• Individu (Etos kerja rendah, tidak memiliki ketrampilan khusus, pekerjaan tidak tetap, tidak memiliki modal).
• Akses dan kesempatan (sarana & prasarana kurang, tidak ada akses kredit ke bank, lapangan kerja terbatas, keterbatasan mendapat pendidikan lebih lanjut).
• Kebijakan pemerintah dan stakeholder (kurang dilibatakan dalam pengambilan keputusan, program orientasi proyek dan kurang mendapat perhatian)
• Alamiah (kekerasan dalam keluarga, lansia & resiko bencara; banjir, kebakaran)
• Pengetahuan teknologi dasar kurang, non kompetitif.

4. Data Kondisi Ekonomi Kota Palembang Tahun 2006A
LEMBANG 2006
INCOME PER KAPITA

Dengan Migas Rp. 17.713.279
Tanpa Migas Rp. 12.184.548
Nasional Rp. 9.220.865
(dgn Migas)

PERTUMBUHAN EKONOMI
Dengan Migas 6,96 % (Nasional 4,10%)
Tanpa Migas 8,42 % (Nasional 4,60%)
PDRB
Dengan Migas Rp 29,589 triliun
Tanpa Migas Rp. 20,354 triliun
Propinsi Rp. 61,12 triliun
(dengan migas)

PENGANGGURAN
82.195 Jiwa
(14,69%)
Propinsi 9,97 %

PENDUDUK MISKIN
465.348Jiwa
(34,76 %)
Propinsi 21,54 %
Sumber: DATA BPS
Palembang, 2007
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN

Kecamatan Jumlah RTM 2006 Jumlah RTM 2007 Perubahan (%)
IB I 5.683 5.808 2,20
IB II 5.520 5.323 -3,57
IT I 3.894 3.608 -1,41
IT II 9.831 8.175 -16,84
SU I 17.049 13.071 -23,33
SU II 8.278 7.227 -12,70
Sako 5.445 2.669 -50,98
Sematang Borang * 2483 *
Sukarami 8.433 4.506 -46,57
Alang-alang lebar * 2.682 *
Gandus 5.402 5.337 1,27
Kertapati 10.859 11.103 2,25
Plaju 5.821 7.893 35,60
Bukit Kecil 2.485 3.528 41,97
Kemuning 4.969 3.645 -26,65
Kalidoni 5.737 6.888 20,06
Jumlah 99.406 93.946 -5,49


Hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistikk (BPS) Kota Palembang terhadap warga miskin yang da di Kota Palembang hingga bulan Maret 2009, mengalami penurunan. "Untuk jumlah pastinya, kita lagi melakukan perhitungan dari hasil pendataan petugas di lapangan. Tapi hasil sementara tercatat jumlah warga miskin menurun," ujar H Tarjono, kepala BPS Kota Palembang kemarin dalam Forum Group Diskusi Pendataan Masyarakat Miskin se-Kota Palembang di Aula SMK Negeri 6 Palembang.
Sementara itu, untuk dapat dikatakan miskin, seseorang tersebut harus memiliki 14 kriteria, yaitu, luas bangunan, jenis lantai, jenis dinding, ketersediaan fasilitas air bersih, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk memasak, frekuensi membeli daging, ayam dan susu dalam seminggu, frekuensi makan sehari, jumlah stel pakaian yang dibeli dalam setahun, akses ke puskesmas atau poliklinik, lapangan pekerjaan, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, dan kepemilikan aset.
"Dan seseorang tersebut daapt dikatakan miskin, bial smeua unsur tersebut dipenuhi, atau pendapatan perbulan utnuk empat kepala hanya mencapai Rp 600 ribu dapat dikatakan miskin. Atau pengeluaran perkapita, kurang dari Rp 245 ribu itu baru bisa dikatakan miskin," jelasnya didampingi sekretaris Dinas Kesehatan Kota Palembang dr Hj Letizia MKes.
Sebagai perbandingan, untuk juli 2007 jumlah masyarakat yang miskin mencapai 8 persen dari total jumlah penduduk Palembang. Sementara juli 2008 jumlah penduduk miskin mencapai 16 persen dari jumlah penduduk Kota Palembang atau meningkat 200 persen..

5. Cara untuk menanggulangi kemiskinan di kota Palembang yaitu :
1. Peningkatan pemberdayaan SDM keluarga miskin.
2. Peningkatan kualitas SDM melalui sector pendidikan, kesehatan.
3. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana pembangunan
4..Pengelolaan SDA dilakukan secara cermat, keseimbangan fungsi ekologi dan ekonomi.
5. Pembangunan sektor infrastruktur.
6. Penguasaan teknologi dasar.
7. Peningkatan penguasaan akses informasi.
8. Peningkatan penguasaan akses permodalan
9. Peningkatan penguasaan pasar tradisionil.
10. Peningkatan pola manajemen.
11. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk kegiatan usaha.
12. Pemberdayaan lembaga-lembaga sosial.
13. Penanganan terintegrasi oleh berbagai stake holder.
14. Kebijakan pengembangan bidang pendidikan prasarana untuk kegiatan usaha.

























BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
1. Rumah tangga miskin di Kota Palembang pada tahun 2007 berdasarnya analisis survey terhadap rumah tangga miskin sebesar 93.946 terjadi penurunan sebesar 5,49 % dari 99.964 rumah tangga miskin.
2. Sebaran rumah tangga miskin secara merata tersebar di 16 kecamatan dan 107 kelurahan rata-rata 5.872 rumah tangga miskin.
3. Kemiskinan yang tersebar di Kota Palembang secara garis besar disebabkan oleh faktor individu rumah tangga, factor akses dan kesempatan, faktor kebijakan pemerintah, factor alamiah dan lainnya.
2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan kita harus membuat usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif, kita juga harus membekali diri dengan meningkatkan kualitas dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar